Saat ini ada saja istilah baru yang diciptakan oleh remaja Indonesia, istilah ini kemudian disebut sebagai bahasa gaul yang digunakan untuk mempermudah komunikasi. Kata stalking merupakan salah satu yang sering dipakai, sebenarnya apa arti stalking dalam bahasa gaul?

Supaya kamu tertinggal dengan istilah yang makin meluas, dan tetap dianggap ‘gaul’ oleh lingkungan, maka kamu harus tau arti dari kata-kata gaul tersebut.

Dalam artikel ini, kita akan menjawab pertanyaan-pertanyaan umum tentang apa sebenarnya arti stalking dalam bahasa gaul dan bagaimana fenomena ini muncul dalam platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp maupun pergaulan remaja.

Apa Itu Stalking?

Stalking sebenarnya diambil dari bahasa Inggris yang apabila diterjemahkan artinya adalah menguntit ataupun memata-matai. Selanjutnya, orang yang melakukan stalking disebut stalker yang sama-sama dari bahasa Inggris.

Arti sebenarnya dari stalking adalah tindakan secara diam-diam dan sengaja untuk menguntit seseorang dengan tujuan tertentu. Tindakan ini umumnya terlihat mencurigakan dengan tanda seperti melakukan teror berupa telpon atau sms, mengikuti dan memantau, hingga melakukan ancaman dan kerusakan.

Lain halnya dengan istilah gaul saat ini, kata stalking sudah populer di kalangan anak muda, karenanya mengalami pergeseran makna. Artinya bukan lagi merujuk pada tindakan serius apalagi melanggar hukum. Pasalnya, untuk saat ini aktivitas melihat sosial media orang lain saja sudah disebut stalking.

Contohnya, kamu melihat tulisan saya kemudian penasaran dengan sosok personal saya seperti apa kemudia mencari sosial media milik ku demi mencari tahu wajah dan hal lainnya di sosmed tersebut. Maka dari itu kamu pasti sering mendengar istilah stalking mantan, stalking gebetan, stalking ig, stalking tiktok dan lain lain.

Apa Arti Stalking IG (Instagram)?

Stalking ig merupakan kegiatan mencari informasi seseorang melalui akun media sosial Instagram. Tujuannya mencari informasi apapun terhadap target tanpa sepengetahuannya, alias dilakukan secara diam-diam. Orang yang melakukan stalking IG cenderung menghabiskan waktu berjam-jam melihat foto, video, dan cerita pengguna lain tanpa memberikan interaksi atau mendapatkan izin untuk melakukannya. Hal ini bisa terjadi karena rasa ingin tahu yang berlebihan atau bahkan motif yang lebih kompleks tergantung pelakunya.

Stalking TikTok Artinya Apa?

Di platform TikTok, stalking mengandung arti yang mirip dengan Instagram. Stalking TikTok mengacu pada perilaku seseorang yang secara intens mengamati video-video yang diunggah oleh pengguna lain, tanpa berinteraksi secara langsung atau memberikan umpan balik. Orang yang melakukan stalking TikTok mungkin merasa tertarik dengan konten dari pengguna tertentu dan ingin terus memantau aktivitas kreator tersebut.

Apa Arti Stalking Mantan?

Stalking mantan adalah tindakan mengikuti dan memantau aktivitas mantan pacar secara diam-diam di platform media sosial atau dalam kehidupan nyata. Orang yang melakukan stalking mantan mungkin masih memiliki perasaan tertentu terhadap mantan pasangan atau merasa sulit melepaskan hubungan yang telah berakhir (belum move on). Meskipun motivasinya bervariasi, tindakan ini bisa menjadi tidak sehat dan bahkan merugikan bagi semua pihak yang terlibat.

Alasan Orang Stalking

Ada beberapa alasan mengapa seseorang bisa terlibat dalam tindakan stalking di media sosial:

• Rasa Ingin Tahu Berlebihan: Rasa ingin tahu yang besar tentang kehidupan orang lain dapat mendorong seseorang untuk terus memeriksa aktivitas mereka.
• Perasaan Tertarik: Ketertarikan terhadap seseorang bisa memicu tindakan stalking untuk mencari tahu lebih banyak tentang mereka.
• Perasaan Terhadap Mantan: Orang yang belum sepenuhnya pulih dari hubungan yang berakhir mungkin merasa sulit melepaskan dan tergoda untuk terus memantau mantan.

Perbedaan Stalking dan Kepo

Seringkali, konsep stalking dan kepo dianggap mirip, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Stalking melibatkan pemantauan yang intens dan obsesif terhadap seseorang tanpa izin, sementara kepo lebih mengacu pada rasa ingin tahu umum tanpa niat jahat. Kepo cenderung lebih santai dan tidak melibatkan pemantauan yang berkelanjutan.

Stop Stalking Artinya Apa?

Stop stalking adalah seruan untuk menghentikan perilaku stalking. Ini adalah peringatan bahwa tindakan tersebut bisa melanggar privasi orang lain dan merugikan semua pihak yang terlibat. Tentu tindakan memata-matai untuk mencari informasi si ‘korban’ akan membuatnya tidak nyaman, seolah apa yang dilakukannya harus diketahui oleh pelaku.

Apa Arti Stalking WhatsApp dan Stalking FB?

Stalking dalam konteks WhatsApp mengacu pada kebiasaan seseorang yang terus-menerus memeriksa status, foto profil, atau aktivitas online kontak mereka di aplikasi ini. Stalking di Facebook (FB) serupa dengan stalking di platform lain, yaitu mengamati dan memantau aktivitas pengguna lain tanpa izin.

Alasan Seseorang Melakukan Stalking

Dalam upaya untuk memahami fenomena yang kompleks ini, kita akan menelusuri akar penyebab dari perilaku yang kontroversial dan merugikan ini. Memahami berbagai lapisan alasan yang mendorong individu untuk terlibat dalam tindakan stalking merupakan tantangan tersendiri, karena hal ini melibatkan motivasi yang bervariasi dan sering kali sulit dipahami.

Penting untuk mengamati bahwa alasan-alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan stalking dapat berkembang dari situasi dan pengalaman hidup yang unik. Namun, beberapa pola umum telah diidentifikasi oleh para ahli untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam.

Salah satu faktor yang dapat menjadi pemicu tindakan stalking adalah penolakan. Terkadang, penolakan dalam konteks asmara atau hubungan interpersonal dapat menjadi sumber frustrasi yang kuat. Individu yang merasa ditolak atau diabaikan oleh seseorang yang mereka cintai, dapat mengembangkan perasaan obsesi dan keinginan untuk membalas dendam melalui tindakan menguntit. Dengan demikian, tindakan ini menjadi sarana untuk melampiaskan rasa sakit hati yang mereka rasakan.

Fantasi juga dapat menjadi pendorong lain dari tindakan stalking. Seseorang mungkin terjebak dalam dunia imajinatif yang melibatkan objek dari perhatian mereka. Ini sering terjadi dalam konteks penggemar yang mengidolakan tokoh publik atau selebriti tertentu. Perasaan keterikatan yang berlebihan ini bisa mendorong individu untuk menguntit dengan keyakinan bahwa tindakan tersebut akan “mendekatkan” mereka dengan objek kekaguman mereka, meskipun tanpa dasar logis atau hubungan nyata.

Di sisi lain, ada kasus di mana ketidakmampuan sosial menjadi pemicu utama tindakan stalking. Beberapa individu mungkin memiliki kesulitan dalam membaca isyarat sosial atau memahami batasan yang diterima dalam interaksi sosial. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan neurologis atau pengalaman traumatis yang memengaruhi kemampuan mereka untuk berinteraksi secara sehat dan menghormati batasan personal.

Penting untuk mencatat bahwa alasan-alasan ini tidaklah eksklusif dan bisa saling terkait satu sama lain. Sebagai masyarakat, kita perlu meningkatkan kesadaran tentang kompleksitas tindakan stalking dan mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya. Hanya dengan memahami berbagai faktor penyebab ini, kita dapat bergerak menuju solusi yang lebih efektif dalam mengatasi fenomena yang merugikan ini.

Apa Tujuan Stalking?

Tujuan dari tindakan stalking adalah bervariasi dan kompleks, sering kali melibatkan motif psikologis dan emosional yang mendalam. Meskipun motivasi di balik perilaku ini dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, beberapa tujuan umum yang telah diidentifikasi oleh para ahli adalah sebagai berikut:

1. Kontrol dan Kekuasaan: Salah satu tujuan utama dari tindakan stalking adalah untuk mendapatkan perasaan kontrol dan kekuasaan atas korban. Pelaku stalking sering merasa bahwa dengan menguntit dan memantau korban, mereka dapat memanipulasi situasi dan interaksi sesuai keinginan mereka. Ini memberi mereka kepuasan psikologis dari perasaan memiliki kendali penuh terhadap kehidupan korban.
2. Penghargaan dan Perhatian: Beberapa pelaku stalking mencari pengakuan dan perhatian dari korban. Mereka mungkin mengharapkan bahwa tindakan mereka akan membuat korban merasa terpukau atau bahkan menyukai mereka sebagai hasil dari “perhatian” yang mereka berikan. Meskipun tindakan ini sering tidak diinginkan dan menakutkan bagi korban, pelaku mungkin berpendapat bahwa mereka memberikan perhatian positif.
3. Ekspresi Obsesi: Individu yang terlibat dalam tindakan stalking sering memiliki obsesi atau perasaan yang sangat kuat terhadap korban mereka. Menguntit menjadi cara bagi mereka untuk mengekspresikan obsesi ini secara fisik dan emosional. Tindakan ini juga bisa muncul sebagai hasil dari ketidakstabilan emosional yang mendorong mereka untuk berhubungan dengan korban sebagai cara untuk meredakan tekanan internal.
4. Pembalasan atau Sakit Hati: Sebagian pelaku stalking mungkin ingin membalas dendam atas pengalaman buruk yang mereka alami dalam hubungan sebelumnya atau karena perasaan penolakan. Menguntit menjadi cara bagi mereka untuk melampiaskan marah atau ketidakpuasan yang mereka rasakan terhadap korban.
5. Fantasi dan Imajinasi: Beberapa pelaku stalking mungkin memiliki fantasi yang tidak realistis tentang hubungan dengan korban. Mereka mungkin berharap untuk menjalin ikatan romantis atau emosional yang mendalam dengan korban, meskipun tidak ada indikasi bahwa korban memiliki minat yang sama.

Stalking dalam bahasa gaul merujuk pada tindakan mengamati dan memantau seseorang secara intens di platform media sosial seperti Instagram, TikTok, WhatsApp, dan Facebook. Meskipun motivasi stalking bisa beragam, penting untuk menghormati privasi orang lain dan menghindari perilaku yang berpotensi merugikan. Sebagai generasi yang semakin terhubung melalui teknologi, kita perlu mengedukasi diri sendiri tentang etika dan batasan dalam berinteraksi di dunia digital.